BERDIKARINEWS.ID – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus H Masan SE MM meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus agar lebih serius dalam menangani proyek pembangunan Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT).
Hal ini disampaikan Masan pada saat menggelar sidak proyek SIHT yang berlokasi di Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Selasa (13/8). Masan datang bersama anggota DPRD Kudus H Sutejo. “Yang terpenting proyek ini harus berjalan, jangan sampai dibiarkan terus mangkrak, karena ini sudah terlanjur dibuat,” kata Masan.
Menurutnya, dalam pembangunan gudang produksi industri rokok ini perlu direncanakan lebih baik. Pihaknya pun mengaku siap mengucurkan anggaran tambahan untuk pembangunan SIHT tahun 2025 mendatang. “Dalam pembahasan APPAS 2025 kami fokuskan ke pembangunan sehingga tahun 2025 sudah bisa beroperasi,” ungkapnya.
Pihaknya sangat menyayangkan proyek pembangunan SIHT yang sudah dianggarkan sejak November 2023 lalu namun belum berjalan. Untuk itu, Masan mendesak Pemkab Kudus dan dinas terkait supaya proyek ini segera dituntaskan.
Saya yakin kalau pemerintah serius, proyek SIHT ini akan bagus, kami sudah sampai ke Bappeda supaya fokus menyelesaikan SIHT ini agar tidak mangkrak,” terangnya.
Pihaknya mengaku bahwa pengawasan di dalam pembangunan proyek SIHT ini kurang maksimal sehingga terus molor. Dia berharap, proyek ini segera dituntaskan sebagai komitmen bersama Pemkab Kudus supaya tidak mangkrak. “Kalau ada kendala dirembug, ini harus segera dilaksanakan, minimal tahun ini sudah ada progres 50 persen dan infrastruktur sudah jadi,” tegasnya.
Kemudian, pada tahun 2025 mendatang diharapkan proyek SIHT Jekulo ini sudah dapat beroperasional meskipun belum sepenuhnya terbangun. “Tahun 2026, target pembelian mesin SIHT dan semua pembangunan sudah rampung,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati menyampaikan bahwa tahun ini akan dilaksanakan 12 pekerjaan pada proyek SIHT.
Di antaranya empat produksi, hanggar bea cukai, pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (ipal), pembangunan pagar keliling lanjutan dan pagar depan, pintu gerbang depan, sumur resapan, pembangunan Ground Water Tank (GWT), LPJU hingga pengerasan jalan. “Sudah selesai perencanaan, saat ini masih dalam proses audit inspektorat dan setelah ini akan dilelang,” ungkap Rini di lokasi SIHT.
Pihaknya memperkirakan pengerjaan ini masih dapat mengejar waktu dari target yang ditentukan. Setidaknya, pengerjaan akan dimulai bulan Agustus ini. “Kami pikir masih mengejar, karena ada yang melalui lelang dan e-katalog, jadi sementara yang sudah siap akan dikerjakan,” sebutnya.
Hal tersebut, kata Rini, juga untuk mengindari pekerjaan proyek yang menumpuk (crowded, red) karena dilakukan dalam waktu bersamaan. Proyek SIHT tahun ini dianggarkan Rp Rp 11,3 miliar dari anggaran dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau (DBHCHT) 2024. Rencananya, SIHT ini akan dibangun 15 gudang produksi rokok dengan total luasan area 3,7 hektare.
“Tahun 2025 estimasi ada penambahan enam gedung dan pengerasan jalan, tetapi secara bertahap,” katanya. (lis)