Kudus, berdikarinews.id – Awal 2021, mayoritas persawahan di Kabupaten Kudus tergenang banjir. Pemkab Kudus memberikan solusi mengurangi air di lahan dengan bantuan pompa air, tujuannya untuk memeprcepat masa tanam selanjutnya. Hasilnya ternyata cukup bagus, karena petani bisa menjual melon dan bisa panen dalam waktu dekat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Catur Sulistiyanto mengatakan, program bantuan pinjaman pomda dari bupati kepada petani sangat bermanfaat. Sehingga bantuan tersebut membantu proses tanam lebih awal. “Usai terendam banjir, langsung dipompa hingga surut, dan selanjutnya ditanami melon dan dalam waktu dekat siap panen,” katanya Senin (19/4/2021).
Panen melon yang dilakukan dalam waktu bulan puasa, tentu harganya jauh lebih baik dan peminatnya melonjak. Sehingga petani akan mendapatkan keuntungan lebih baik dengan penanaman lebih awal tersebut.
Sebagai gambaran, petani di Desa Setro Kalangan, Kecamatan Kaliwungu setiap tahun menjelang Ramadan secara serentak menanam melon. Sebab kebutuhan masyarakat untuk berbuka puasa dan hari raya idul fitri. Namun, cuaca ekstrim pada awal 2021 membuat persawahan tergenang banjir sehingga tidak bisa untuk aktifitas pertanian.
Namun, seiring redanya cuaca ekstrim maka debit air sungai langsung menurun. Kondisi ini tak luput dari monitoring Dinas Pertanian dan Pangan Kudus. Kemudian memberikan laporan ke Bupati sehingga dicetuskan program pinjaman bantuan pompa. Tujuannya untuk mempercepat pengeringan air banjir dari persawahan.
“Sehingga petani lebih cepat menanam, tidak menunggu penyusutan secara alami yang membutuhkan waktu lebih lama,” terangnya.
Sehingga dengan pompa tersebut, genangan air lebih cepat surut dibandingkan menunggu proses alami. Maka dengan proses tanam lebih cepat, kini tanaman melon berumur 35 hari setelah tanam sudah masuk awal ramadan, tiga pekan lagi panen. Harapannya semoga tumbuh dengan baik dan hasilnya maksimal. Sehingga bisa menjadi ‘sangu’ lebaran.(sol)