Kudus, berdikarinews.id – Cadangan blanko ijazah dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi hanya 4 persen. Untuk itu guru harus sangat teliti saat menuliskan ijazahnya, jangan sampai banyak kesalahan karena ketika cadangan tidak mencukupi akan merepotkan.
Kepala Disdikpora Kudus Harjuna Widada melalui Kasih Kurikulum Dikdas Afri Sofianingrum mengatakan, di Kudus, untuk total penerima ijazah tingkap SMP, baik negeri maupun swasta sekitar 7000 siswa. ”Tahun lalu ada 50 blanko ijazah yang ada kesalahan dan akhirnya harus diganti,” katanya Senin (26/7/2021).
Untuk itu, pihaknya memebrikan pelatihan pengisian ijazah ini agar tidak banyak kesalahan, karena cadangan blanko hanya 4 persen saja. Untuk penulisan ijazah akan melalui beberapa tahap, pertama dari konseptor, lalu korektor satu. Setelah penulisan sudah benar, selanjutnya penulis lanjut ke korektor kedua dan masuk dalam pendataan.
Dirinya mengingatkan agar penulis ijazah merupakan orang yang dipilih sebelumnya, terutama yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu yang penting adalah tulisannya bagus, karena digunakan untuk ijazah.
Apalagi di blanko ijazah tidak boleh ditulis dengan pensil lalu ditebali. Sehingga penulisannya harus langsung di blanko. ”Jadi penulis ijazah harus konsentrasi penuh, harus teliti,” terangnya.
Dari pengalaman yang ada, kesalahan huruf justru tidak terlalu banyak, namun yang sering terjadi kesalahan adalah kesalahan pengisian kolom. Seperti kolo yang seharusnya diisi dengan tanggal lahir ditulisi nama.
Kesalahan tersebut menandakan jika penulis ijazah karena fokusnya berkurang, sehingga penulis ijazah harus konsentrasi dan hati-hati. ”Jadi tidak asal pilih tulisannya bagus saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SMP IT Qolsaba, Sayifuddin menambahkan, pihaknya mendapatkan 26 blanko ijazah. Pihaknya sudah memiliki panduan dalam penulisan ijazah. Untuk penulis ijazah memang tidak hanya tulisannya yang bagus, namun saat menulis tidak ada keraguan.
”Jadi kami pilih penulis yang tidak gugup, bisa konsentrasi penuh. Kami tiap tahun, penulisnya maish sama, tidak berganti,” jelasnya.(sol)