Site icon Berdikarinews.id

Cek-cok Bikin Sakit Hati, Akses Rumah Tetangga Ditembok

Sutikah menunjukkan tembok rumahnya yang tertutup tembok setinggi 2,5 meter di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Senin (7/3/2022).

Kudus, berdikarinews.id – Gara-gara tanam pohon dan tersinggung dengan omongan tetangga, akhirnya membuat cek-cok. Ujung-ujungnya salah satu warga menutup akses masuk rumah tetangganya.

Kejadian itu kini terjadi di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, yang melibatkan antara tetangga, Sutikah (55) dan Sunarsih (62). Akses jalan ke rumah Sutikah ditutup oleh Sunarsih dengan tembok setinggi 2,5 dengan panjang sembilan meter setelah sebelumnya terlibat cek-cok.

Rumah yang nampak dari batu bata merah dan berlantai tanah tersebut berada di belakang rumah megah, dan jalan satu-satunya hanya dari sisi utara rumah Sutikah dengan melewati jalan milik tetangga.

Karena tertutupi tembok, rumah Sutikah hanya terlihat atapnya, untuk menuju rumahnya harus melalui tangga kayu dengan celah sempit. Sementara pembuat tembok Sunarsih, tetangganya berada di sisi utara rumah Sutikah.

Karena akses menuju rumahnya ditutup, akhirnya Sutikah harus tidur di rumah saudaranya yang amsih dalams atu desa. Akhirnya melihat kondisi itu, Sutikah meminta bantuan kepada pemerintah desa agar masalah bisa terselesaikan.

”Saya sudah laporan ke pak inggi (Kades) agar dibantu, karena tidak bisa masuk, kemarin-kemairn bisa lewat, sekarang sudah tidak bisa,” kata Sutikah.

Dengan ditutupnya akses menuju rumah satu-satunya itu, tentu Sutikah merasa kecewa. Walaupun memang selama ini tidak ada kesepakatan terkait jalan menuju rumahnya, walaupun jalan berada di tanah milik Sunarsih. Namun jalan itu sudah ada puluhan tahun lalu.

Sutikah mengakui kesalahan yang mengakibatkan perselisihan sebelumnya dan siap meminta maaf. Dirinya menceritakan jika selama ini tinggal bersama dua anaknya dan satu cucu dirumah sederhana tersebut.

Sementara itu Sunarsih saat ditemui awak media mengaku sengaja membangun tembok tersebut sejak dua pekan yang lalu. Hal itu dilakukan karena perilaku sutikah yang tidak baik dengan dirinya dan tetangga.

”Sebelum saya membuat tembok, sebelumnya ada masalah terkait pohon kelapa yang saya tanam. Saya selalu disalahkan karena tanaman itu dianggap mengganggu genting Sunarsih. Padahal pohonnya tidak tinggi. Terus dia tanam pohon bambu di pojokan situ, saya ingatkan, terus cek-cok,” jelasnya.

Menurt Sunarsih selain persoalan itu, keluarga Sutikah juga dianggap kerap mengeluarkan kata-kata yang menyinggung dan menyakiti hati keluarga Sunarsih. Antara lain seperti menyumpahi suami Sunarsih yang meninggal akan masuk neraka.

”Semula masih sabar, tapi lama-lama habis, sehingga saya buat tembok itu, toh bangunan tembok di tanah kami sendiri,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut, Sutinah menyadari selama ini Sutikah untuk keluar masuk melewati depan rumahnya yang bukan jalan. Namun pihaknya membiarkan saja untuk dilewati karena akses satu-satunya menuju rumah Sutikah tinggal bersama keluarga. ”Tapi karena tidak ada i’tikad baik, akhirnya terpaksa, sudah cukup lama juga (cek-cok_red),” ungkapnya.

Adanya persoalan itu, akhirnya Camat Mejobo Fitriyanto yang mendatangi lokasi. Tujuannya tak lain untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Rencanya dalam waktu dekat Pemerintah Kecamatan Mejobo berupaya melakukan mediasi kedua belah pihak.

“Ini ada unsur persoalan pribadi, jadi perlu kami mediasi kedua belah pihak,” terangnya.(sol)

Exit mobile version