Pati, berdikarinews.id – Kerusakan Jalan raya tayu – Puncel yang menghubungkan Kabupaten Pati dan Jepara, Jawa Tengah akibat banyaknya kendaraan tambang yang melintas melalui jalan tersebut. Namun ada kabar aneh, saat hendak dilakukan perbaikan, ada oknum warga yang menolak proses perbaikan.
Bagi yang pernah melewati jalan ini, apalagi yang memakai mobil dengan ground clearance rendah, dipastikan akan menghela nafas dalam-dalam. Pengendara harus membuka mata lebar-lebar karena harus membanting setir ke kanan dan kekiri untuk menghindari lubang jalan, jika tidak fokus, bumper mobil bisa gasruk jalan.
Bupati Pati Haryanto mengatakan, kerusakan Jalan Tayu – Puncel diakibatkan banyaknya kendaraan tambang yang melewati jalan tersebut, bukan hanya kendaraan non tambang. ”Paling parah memang diakibatkan kendaraan tambang,” katanya Rabu (11/5/2022).
Melihat kerusakan itu, wargapun melakukan aksi tanam pisang dan parodi memancing ikan di kubangan jalan tersebut, tepatnya di Desa Kembang, Kecamatan Dukuhseti. Akti itu langsung viral di media sosial. Melihat itu, bupati segera memerintahkan Dinas DPUTR untuk segera melakukan pembenahan.
Sebenarnya sudah ada perintah untuk Jalan Dukuhseti – Puncel untuk segera dilakukan pengurukan atau lapisan dasar dan selanjutnya dilakukan pengaspalan. Lelang untuk perbaikan jalan tersebut juga sudah ada pemenangnya. ”Jadi Plt Kepala DPUTR saya perintahkan agar Ketika surat perintah kerja (SPK) sudah keluar, segera kirim surat ke pemenang lelang untuk segera dikerjakan,” terangnya.
Dirinya juga mengingatkan, Ketika dalam proses perbaikan ada oknum warga yang mencoba menghalangi, maka pihaknya tidak bisa berbuat banyak Ketika nantinya oknum yang menolak akan berurusan dengan aparat penegak hukum.
”Ini saya malah dapat kabar, jika diperbaiki malah ditolak warga setempat. Lha mereka yang memviralkan, apa malah senang kalau hal seperti itu jadi tontonan. Jadi nanti kalau ada yang macem-macem menghalangi pembangunan, saya mohon maaf, itu bukan salah saya jika berhadapan dengan hukum,” tegasnya.
Dia menambahkan, perbaikan jalan tak semudah dan secepat lampu aladin atau membalikkan telapak tangan. Namun, harus dilakukan perawatan berkala, sehingga tidak bisa begitu saja dianggarkan dengan cepat.
“Tahun ini ada anggaran Rp 1,5 miliar untuk perbaikan jalan, diantaranya pemeliharaan untuk akses jalan Tayu ke Dukuhseti. Jadi hari ini saya perintahkan untuk menambal dulu dengan beskose (lapisan dasar), kemudian baru ditingkatkan pengaspalan,” imbuhnya.(sol)