Kudus, berdikarinews.id – Kasus demam berdarah dengu (DBD) sejak Januari hingga Juni tidak ada kasus meninggal dunia. Kondisi tersebut mengalami penurunan dibanding 2020, dimana ada kasus meninggal dunia hingga 13 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Badai Ismoyo melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Nuryanto mengatakan, untuk kasus DBD saat ini juga turun, karena kemarau juga cukup panjang. ”November dan Desember ada kemungkinan kasus DBD nak karena curah hujan tinggi,” katanya Jumat (6/8/2021).
Jika melihat 2020, Januari hingga Juni terdapat kasus meningga dunia hingga dua orang. Pihaknyapun terus melakukan sosialisasi penanganan DBD.
Hasil sosialisasi yang dilakukan pihaknya cukup membuahkan hasil, pada 2019 lalu ada 152 kasus. Pada 2020 mengalami penurunan drastis. ”Untuk orang tua harus tahu gejala DBD, ketika mengalami panas selama tiga hari, langsung ke dokter atau bila diperlukan cek laboratorium,” terangnya.
Di Kudus wilayah endemis DBD yakni Kecamatan Jati, Dawe, Geboh dan Undaan, saat ini saja kasusnya hanya dua. Namun pihaknya tetap waspada, tetap dilakukan sosialisasi dan langkah strategis agar akhir tahun kasus DBD tidak melonjak.
Karena saat ini masih pandemi, pihaknya berharap seluruh komponen masyarakat ikut membantu proses sosialisasi, terutama melalui poster yang bisa disebarkan di grup-grup warga untuk antisipasi.
”Kasus memang tidak banyak, namun bukan berarti tuagas kami berhenti, langkah antisipatif terus kami lakukan,” jelasnya.(sol)