Kudus, berdikarinews.id – Lima pelajar MAN 2 Kudus Kembali menorehkan prestasi dengan penemuannya. Kali ini mereka membuat alat pemantau air yang disebut E-Koi. Alat ini bisa membantu pembudidaya ikan untuk memantau kualitas air.
Temuan siswa itpun langsung diganjar penghargaan dalam acara Akademi Madrasah Digital 2021 yang dilaksanakan Kementrian Agama. Lima pelajar itu yakni Faza Najih, Rafif Raisa, Oktab Bahar, Hilman Maulana, dan Sajid Suhla.
Salah satu tim Sajid Suhla mengatakan, pembuatan alat pengukur air ini bermula saat dirinya dan teman lainnya memancing ikan di kolam. Saat itu sekaligus mengamati pembudidaya ikan, saat itu ada keluhan sulitnya memastikan kondisi air agar stabil untuk budidaya ikan.
Saat itu kebetulan dia dan tim melihat pembudidaya koi, dari situlah muncul ide membuat alat pemantau air berbasis internet yang bisa mengukur air secara kuantitatif dan akurat. Dengan alat itu, tentunya diharapkan gagal panen bisa diminimalisir.
”Inovasi bidang ini atau aquaculture pada ikan juga masih jarang, jadi kami ambil riset untuk pembuatan alat E-Koi,” katanya Sabtu (28/5/2022).
Alat ukur tersebut memiliki perbedaan dengan alat pada umumnya. Terdapat empat sensor sekaligus, mulai dapat mengecek suhu air, Ph air, partikel larut dalam air, dan kejernihan air pada kolam. Semuanya bisa dicek melalui smarphone yang sudah dikoneksikan dengan alat tersebut.
”Alat lain biasanya hanya satu atau dua sensor, tapi melihat kebutuhan yang ada, peternak butuh empat sensor agar lebih efektif. Untuk alat kami, memakai system apung, bisa ditinggal, jika alat lain masih harus dicelup,” terangnya.
Pada alat E-koi terdapat powerbank dan juga dilengkapi koneksi internet untuk menghubungkan ke ponsel. E-koi mampu bertahan sekitar 6 jam terapung di air. “Itu juga sudah melewati serangkaian uji coba langsung dikolam ikan koi milik Balai Benih Ikan (BBI) Dinas Pertanian dan Pangan Kudus sana,” ujarnya.
Hasilnya, alat karya siswa MAN 2 Kudus itu berhasil memperoleh penghargaan dalam kategori ‘The Most Attractive’ dalam ajang Akademi Madrasah Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama.
Kepala sekolah MAN 2 Kudus Shofi melalui guru pembina ekstrakulikuler robotik mengapresiasi riset kreatifitas dan inovasi tim E-koi yang berhasil bersaing dengan ratusan peserta madrasah seluruh indonesia. “Dari 20 nominasi peserta yang telah lolos, kemarin tanggal 24 sampai 26 mei mereka mengikut lanjut grand final dan menyabet kategori ‘The Most Attractive’. Sebelumnya peserta itu diikuti 200an peserta,” kata Widayato.
Rencananya pihak sekolah berupaya mendampingi karya siswa itu agar terus dikembangkan. Nantinya agar dapat bermanfaat bagi para pelaku budidaya ikan koi. Apalagi semenjak masa pandemi geliat bisnis budidaya ikan koi mulai meningkat.
Selain untuk ikan koi, E-koi ini juga dapat digunakan untuk budidaya ikan jenis lain seperti ikan nila, gurami, lele, maupun udang. Hanya cukup menyesuaikan settingan kadar parameter pada alat tersebut, kemudian menyesuaikan kebutuhan budidaya yang dituju.
Selain memunculkan inovasi dan kreatifitas, pelajar MAN 2 Kudus juga dibekali untuk belajar bisnis. Alat pengukur parameter air kolam ikan secara kuantitatif dan akurat itu dapat dibeli seharga Rp 3,1 juta, sedangkan tarif sewanya sebesar Rp 310 ribu per bulan dengan fasilitas satu kali perawatan.(sol)