Kudus, berdikarinews.id – Pasar desa yang memiliki potensi besar perlu terus dikembangkan, DPRD Kudus siap membantu untuk merealisasikan pasar desa agar lebih baik. Seperti Pasar Desa Jepang yang ternyata mampu mendapatkan pemasukan hingga Rp 750 juta per tahun.
Dari pendapatan itulah, diharapkan nantinya bisa menjadi desa mandiri. Sebelumnya pasar Desa Jepang kondisinya kurang baik, namun pendapatannya ternyata cukup bagus. ”Kini dengan pembangunan lagi dan lebih megah, diharapkan pemasukan ke desa bisa lebih banyak lagi,” kata Ketua DPRD Kudus Masan saat mengunjungi Pasar Jepang Minggu (19/9/2021).
Pihaknya mengucurkan anggaran Rp 2 miiar melalui bantuan keuangan ke desa untuk mendukung pembangunan pasar tersebut. Keputusan itu diambil karena melihat potensi pasar yang cukup besar. Dengan dukungan anggaran itu, sarana dan prasaranan akan jauh lebih baik dan diharapkan akan menarik pengunjung atau pembli lebih banyak lagi.
Dengan pembangunan pasar tersebut, maka bisa melakukan optimalisasi pemasukan dari mulai sewa kios, retribusi pasar, sampah hingga tempat parkir dan potensi lainnya. ”Kami siap mendukung untuk pemebrian bantuan keuangan lagi agar pembangunan bisa total, tidak setengah-setengah, karena bisa menajdi pengungkit daya saing pedagang di pasar tradisional dengan pusat perbelanjaan modern,” terangnya.
Pembangunan pasar desa ini bisa menjadi proyek percontohan untuk pasar tradisional lain yang dikelola pemerintah desa sehingga bisa berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat desa. ”Dengan pasar desa yang baik, maka akan berimbas banyak, terutama produk UMKM setempat bisa dipasarkan di pasar desa setempat, bisa jadi tempat promosi produk UMKM desa,” jelasnya.
Kepala Desa Jepang Indarto mengatakan, dengan pembangunan pasar ini tentu diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga bisa meningkatkan pemasukan dari Rp 750 juta menjadi lebih banyak lagi.
Anggaran pembangunan Rp 3,2 miliar tersebut sudah teralisasi 70 persen, Rp 2 miliar dari bantuan keuangan Pemkab Kudus. Sisanya berasal dari anggaran desa. Akhir Oktober 2021 diharapkan bsa ditempati pedagang, pasar yang ada bisa menampung sektar 300 orang. ”Untuk total perencanaan pembangunan, menghabiskan Rp 6,7 miliar,” ungkapnya.
Untuk tahap pertama memang bangunan utama yang dibangun, seperti kios. Sehingga pedagang bisa segera menempati untuk berdagang. Sedangkan untuk sarana dan prasarana lainnya akan dibangun pada tahap berikutnya.(sol)