Site icon Berdikarinews.id

Peringati Hari Lingkungan Hidup, Tanam Ratusan Pohon di Patiayam

Sejumlah anggota kelompok masyarakat membawa bibit yang akan ditanam di lahan Pegunungan Patiayam Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, Kamis (9/1/2022).

Kudus, berdikarinews.id – Sejumlah organisasi kemasyarakatan dari KGBN, BRINDGE, ISRI, ILUMNUS, SEMUT IJOERS, RAJUTAN KEBHINEKAAN melakukan penanaman pohon di Pegunungan Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, Kamis (9/1/2022). Penanaman itu juga untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Indonesia dan Hari Satu Juta Pohon sedunia yang jatuh pada 10 Januari.

Kordinator aksi penanaman Suroso mengatakan, penanamandilakukan sebagai bentuk kepedulian akan kondisi Patiayam, dengan penanaman sebagai upaya menghijaukan kembali Pegunungan Patiayam yang kini dinilai sudah rusak. Mengingat pohon tanaman keras sudah tergusur oleh tanaman musiman warga.

Ada berbagai jenis pohon yang ditanam, totalnya ada 300 bibit, mulai dari bibit pohon alpukat, durian, sirsak, petai, dan berbagai macam buah lainnya. Bibit buah dipilih agar warga juga bisa menikmati hasil buahnya, bukan batang pohonnya. Selain itu bisa menghasilkan uang Ketika panen tiba.

“Kita tanam sekarang, Ketika kalau panen kan warga juga bisa menikmati hasilnya. Selain agar Pegunungan Patiayam bisa hijau Kembali, juga untuk memperkaya flora fauna,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Terban Supena mengapresiasi aksi kelompok masyarakat yang turut serta peduli terhadap kondisi  Pegunungan Patiayam yang mencakup lima desa dan dua kabupaten. Dia memgakui saat ini perlu diperhatikan kondisinya alamnya, apalagi untuk wilayah Desa Terban, dari 580 hektar lahan, saat ini hanya 5 persen saja yang hijau.

“Mungkin saat ini ada 5% dari lahan 580 hektare yang masuk Desa Terban lahan yang hijau. Selanjutnya tentu mari bersama turut serta merawat Pegunungan Patiayam,” jelasnya.

Menurutnya setelah era reformasi kondisi pegunungan Patiayam rusak. Pihaknya mengajak masyarakat mulai sekarang untuk mewujudkan Pegunungan Patiayam kembali seperti sediakala.

“Di sini kerusakan sudah sejak era reformasi dulu. Pembalakan gencar sekali. Sementara penanaman berkurang,” imbuhnya.(sol)

Exit mobile version