Site icon Berdikarinews.id

Program Pesantren Ramadan di SMP 2 Kaliwungu Bisa Jadi Contoh

pesantren ramadan

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris memebrikan sambutan saat menghadiri Pesantren Ramadan SMP 2 Kaliwungu di Ponpes Darun Na'im, Padurenan, Gebog, Selasa (11/3/2025).

BERDIKARINEWS.ID – Program ‘mondok’ tiga hari di pondok epsantren yang dilakukan SMP 2 Kaliwungu bisa menajdi percontohan. Bupati Kudus Sam’ani ingin sekolah lain nantinya bisa menerapkan program tersebut.

Inovasi pesantren Ramadan siswa sekolah yang diadakan di pondok pesantren diapresiasi Bupati Kudus Sam’ani Intakoris. Menurutnya, terobosan kepala sekolah dan guru SMP 2 Kaliwungu yang mengajak siswa-siswi ‘mondok’ selama 3 hari di Pondok Pesantren Darun Na’im bisa jadi percontohan.

“Bagus sekali ya programnya. Saya sudah bilang ke Kepala Disdikpora, SD dan SMP, dan nanti SMA melalui pemprov, juga melaksanakan pesantren Ramadan di pondok pesantren sekitar sekolah,” ucapnya saat menghadiri Pesantren Ramadan SMP 2 Kaliwungu di Ponpes Darun Na’im, Padurenan, Gebog, Selasa (11/3/2025).

Sam’ani menjelaskan pelaksanaan pesantren Ramadan menambah bekal pengetahuan agama bagi siswa. Terutama siswa sekolah negeri yang pelajaran agamanya tak sebanyak di madrasah/sekolah Islam. Selain itu, diharapkan siswa makin semangat belajar agama karena lingkungan yang mendukung.

“Pesantren Ramadan bisa menjadi bekal kehidupan terutama bagi siswa sekolah negeri. Bisa jadi tambahan pendidikan agama sekaligus lingkungannya yang bagus,” tuturnya.

Bupati mengingatkan agar siswa berbakti kepada orang tua terutama ibu. Siswa diminta belajar sebaik-baiknya selama 3 hari. Setelah selesai, pihaknya mengingatkan para siswa untuk mencium tangan ibu. Sebagai tanda bakti dan menyampaikan kalau belajar di pesantren Ramadannya sudah lulus.

“Ini tanda bakti anak kepada orang tua, terutama ibu. Semua ibu pasti pengen anaknya itu punya wawasan agama yang bagus. Nanti kalau sudah selesai, tetap diingat ilmunya dan cium tangan ibu. Sampaikan ‘Bu, saya sudah lulus pesantren Ramadan’,” lanjutnya.

Setelah ‘mondok’, siswa diminta untuk menjadi santri yang  memegang syariat agama dimanapun berada. Tapi, tetap menghargai pemeluk agama lain.

“Setelah nyantri di sini, tetap jaga kondusfitas dan jaga toleransi dengan pemeluk agama lain,” pesannya.

Senada, Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton menjelaskan kegiatan ini menjadi pelopor bagi sekolah lain. Menurutnya, di era digitalisasi ini, pelajaran agama sangat penting untuk membentengi diri dari pengaruh buruk.

“Semoga sampai kapanpun, adek-adek semua tetap teguh memegang prinsip agama Islam,” imbaunya.

Sementara itu, KH Ahmad Asnawi menyampaikan terima kasih atas kedatangan Bupati dan Wakil Bupati ke Pondok Pesantren Darun Na’im. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menjelaskan pesantren membutuhkan mobil untuk antar jemput santri yang langsung diiyakan oleh Bupati Kudus dan Wakil Bupati Kudus. 

“Alhamdulillah, matur nuwun Pak Bupati dan Bu Wakil Bupati. Semoga nantinya mobil tersebut dapat membawa manfaat bagi para santri,” paparnya.(lis)

Exit mobile version