Site icon Berdikarinews.id

Tanam 2.000 Bibit, Desa Ternadi Ditarget Jadi Sentra Alpukat

Rektor UMK prof Dr. Ir. Darsono, M.Si melakukan penanaman pohon alpukat di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe, Kamis (16/12/2021).

Kudus, berdikarinews.id  – Universitas Muria Kudus (UMK) melakukan penanaman pohon alpukat sebanyak 2000 bibit di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe, Kamis (16/12/2021). Kegiatan itu melibatkan banyak instansi dan juga masyarakat, tujuannya untuk menciptakan desa hayati.

Dalam kegiatan tersebut, UMK bekerjasama dengan Pemprov Jateng, Pemkab Kudus, Kementan, Kemen LH, Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Perhutani, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), dan Forum DAS Kawasan Muria (FDKM).

Rektor UMK Prof. Dr. Ir, Darsono, M.Si mengatakan, kegiatan ini sebenarnya tidak baru kali ini dilakukan, UMK sudah memulainya beberapa tahun lalu, salah satunya di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan. ”Penanaman buah alpukat ini, selain untuk konservasi, kami ingin ada multiplayer efeknya, seperti peningkatan kesejahteraan dengan hasil buahnya maupun wisatanya kedepan,” katanya saat memberikan sambutan dalam rangka penanaman 2.000 bibit pohon alpukat di Desa ternadi, Kecamatan Undaan, Kamis (16/12/2021).

Melihat kondisi alam yang ada, merupakan anugerah tuhan, sehingga perlu dilakukan penataan, teramsuk tanaman yang sesuai. Untuk Desa Ternadi, memang salah satu tanaman yang cocok adalah Alpukat.

Sehingga, diharapkan kedepan, Desa Ternadi menjadi sentra pasar Alpukat, apalagi pihaknya disupport penuh dengan pemebrian bibit gratis. ”Semula hanya seribu bibit, ternyata ditambah menjadi 2.000 bibit, kami tentu sangat berterimakasih,” terangnya.

Dengan penanaman tersebut, tentu harapannya dari sisi konservasi juga bisa terwujud, karena memang dibutuhkan penanaman pohon untuk membuat bumi ini Kembali hijau, seperti di daerah Gunung Muria.

Terkait perawatannya, pihaknya tentu akan memperhatikannya, karena memang tidak selesai dari porses penanaman saja. Memang harus ada perawatan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. ”Tim dari UMK sudah ada, siap untuk melakukan kegiatan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik, tentu dengan melibatkan masyarakat setempat,” jelasnya.

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Liferdi Lukman mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan tersebut dengan bibit buah alpukat. Pemilihan alpukat tentu ada alasannya, salah satunya karena harga alpukat di pasaran juga cukup baik. Selain itu cocok untuk tumbuh di daerah seperti Desa Ternadi.

Masyarakat tentu sudah memahami manfaat alpukat, sehingga permintaan di pasaran juga cukup tinggi. Dengan membuat Desa Ternadi dengan sentra alpukat, tentunya diharapkan meningkatkan ekonomi masyarakat, karena dari perhitungan pihaknya, alpukat sangat menguntungkan.

”Ekonomi bisa diraih, konservasi juga bisa di raih, karena tentu tidak ada penebangan karena yang dimanfaatkan adalah buahnya,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Peragi Jateng, Bambang Asmanto, prospek buah alpukat sangat menjanjikan. Terbukti permintaan di pasaran juga cukup banyak. Namun pihaknya mengingatkan agar tidak berhenti di proses penanaman saja, melainkan juga sampai monitoring hingga tanamannya bisa tumbuh dengan baik.

Kegiatan ini tentu bukan kegiatan dadakan, melainkan sudah dilakukan perencanaan, sudah dirintis sebelumnya. Sehingga tentu diharapkan kedepan, bisa teralisasi dengan baik. Termasuk dari sisi wisata buah alpukat kedepannya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Widi Hartanto menambahkan, pihaknya tentu mengapresiasi kegiatan ini. Karena penanaman pohon alpukat tidak hanya melihat dari sisi ekonominya saja, melainkan juga sisi konservasi. ”penanaman alpukat ini, kedepan tentu bernilai ekonomi dan juga konservasi,” jelasnya.

Pihaknya juga mendorong desa untuk bisa melibatkan amsyarakat dan pemangku kepentingan dalam melakukan penguatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Hal itu sesuai dengan program kampung iklim (Proklim) yang selama ini dijalankan kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

”Ligkungan kita bisa baik, ketika kita semua bisa berkontribusi, baik pemangku kepentingan maupun masyarakat itu sendiri, kita tidak bisa berjalan sendiri,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pemprov Jateng juga memebrikan penghargaan kepada tujuh desa yang sudah menjalankan Proklim dengan baik. Yakni Desa Colo, Desa Wonosoco, Desa Menawan, Desa Nganguk, Desa Golantepus, Desa Gulang dan Desa Ternadi.(sol)

Exit mobile version