Kudus, berdikarinews.id – PAC GP Ansor Gebog melakukan kajian adanya perubahan zaman, yakni era 5.0. Adanya Metaverse menjadi salah satu yang dipelajari, sehingga nantinya semua kader bisa memahami laju perkembangan teknologi.
Hal itu disampaikan dosen KPI IAIN Kudus Mansur Hidayat saat kajian strategis dengan tema Akselerasi Ansor Gebog menyambut era super smart society 5.0 di gedung MWC NU Gebog Sabtu (2/7/2022).
Dosen KPI IAIN Kudus Mansur Hidayat mengatakan, era 4.0 akan memasuki era yang baru, yakni era society 5.0. Semua sendi kehidupan akan berubah, dunia kerja, pendidikan, pelayanan publik akan bisa dilakukan secara virtual.
”Hal itu sudah dimulai, dimana dunia metaverse telah digarap oleh banyak perusahaan raksasa,” jelasnya.
Sebagai kader muda, tentunya harus mampu merespon perubahan tersebut, karena akan merubah banyak hal. Misalnya nantinya kitab isa bisa saling berkoordinasi tidak perlu harus datang ke tempat lokasi namun bisa kita lakukan di rumah masing-masing dengan sebuah sistem metaverse.
Bahkan bisa saja pengkaderan Gerakan Pemuda Ansor bisa dengan metaverse, tentunya itu harus disiapkan saran prasarana semuanya. ”Perubahan sebuah keniscayaan, maka era society 5.0 harus direspon dengan cepat agar tidak tertinggal,” imbuhnya.
Ketua PAC GP Ansor Gebog Naislah Shofa mengatakan, kader Ansor tentu harus siap menyambut perubahan teknologi yang ada, jika perlu bisa ikut melakukan perubahan itu sendiri. Kajian mendalam perlu dilakukan sehingga bisa menyiapkan langkah-langkah strategis, mengingat perubahan yang sangat cepat dan dinamis.
Bahkan di level pusat, PP GP Ansor juga sudah melaunching metaverse milik Ansor sendiri yang dinamakan Ansorverse. ”Tema kajian ini memang kami pilih untuk memeprlihatkan kepada kader, bahwa perubahan sudah terjadi dan harus siap menghadapinya,” jelasnya.
Dalam kegiatan itu, para peserta yang merupakan pengurus PAC GP Ansor Gebog berkesempatan mencoba simulasi melihat metaverse menggunakan kacamata VR. ”Ini pengalaman perdana saya memakai kacamatan VR, gambarannya seperti didunia nyata,” kata salah satu peserta Arik Effendi.(sol)