Kudus, berdikarimews.id – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul halim Iskandar dan Bupati Kudus. H.M Hartopo meresmikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Rukun Lestari milik kelompok desa se-Kecamatan Gebog, Minggu (13/2/2022).
Bupati Kudus Hartopo mengatakan, pihaknya menargetkan Kabupaten Kudus bisa menjadi desa mandiri dengan keberadaan BUMDes. Sehingga pihaknya akan mendukung penuh desa dalam pengelolaan BUMDes. ”Ketika pendapatan asli desa (PAD) bisa optimal, tentunya akan membantu kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Hartopo mengatakan bahwa BUMDes Rukun Lestari Kecamatan Gebog ini bisa menjadi proyek pencontohan bagi wilayah lainnya di Kabupaten Kudus. Karena cerminan kinerja kepela adaerah tentunya darti desa itu sendiri.
Pihaknya juga sangat menyambut hangat kedatangan menteri beserta rombongan. Pihaknya mengatakan bahwa kedatangannya merupakan sebuah kehormatan bagi masyarakat Kudus. ”Kami berharap kunjungan ini akan meningkatkan semangat kami dalam rangka terus berupaya untuk memajukan Kabupaten Kudus,”terangnya.
Selanjutnya, Hartopo pun menyampaikan sepintas tentang kondisi geografis Kabupaten Kudus kepada Menteri Desa, PDTT dan rombongan. Kabupaten Kudus adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah dengan luas wilayah terkecil, terdiri dari 9 kecamatan, 123 desa, dan 9 kelurahan.
Meskipun memiliki luas terkecil di Jawa Tengah, Hartopo mengatakan bahwa letak Kabupaten Kudus yang berada di jalur utama urat nadi perekonomian Pulau Jawa menempatkan Kudus menjadi salah satu kabupaten dengan aktivitas perekonomian yang perkembangannya luar biasa. Desa telah menjadi salah satu motor penggerak berjalannya perekonomian di Kabupaten Kudus melalui keberadaan BUMDes.
“Dengan potensi strategis yang dimiliki oleh BUMDes dalam mengelola dan mengembangkan potensi desa, saya harapkan BUMDes di Kabupaten Kudus dapat membantu desa untuk revitalisasi ekonomi pasca Covid-19,” harapnya.
Sementara itu, Menteri Desa, PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan bahwa pihaknya selama ini telah merancang program BUMDes sebagai pilot project di tujuh lokasi.
“Pilot project BUMDes ini telah kami tindak lanjuti sebagai percontohan di tujuh tempat, diantaranya Jawa Barat dua lokasi, Jawa Tengah dua lokasi salah satunya di Kudus, dan Jawa Timur ada tiga lokasi,” jelasnya.
Abdul Halim juga berpesan bahwa pilot project dari BUMDes ini harus memiliki konsep berkelanjutan agar dapat dimanfaatkan dengan optimal.
“Harus ada konsep berkelanjutan dari pilot project ini. Meski sangat sederhana, asal konsepnya dikelola dengan baik pasti akan menghasilkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, jalinlah kerjasama dengan mitra kerja, maksimalkan fungsi dari CSR yang ada,” imbuhnya.(sol)