Kudus, berdikarinews.id – Pasangan suami istri (Pasutri) lansia Bambang Suciptono (60) dan Endang Rahayu (58) dari Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan mendapatkan cobaan berat tahun ini. Rumah kayu yang dihuni selama ini porak poranda tersapu air banjir bandang pada Selasa (2/11/2021).
Bambang menceritakan, sesaat kejadian ia bersama istrinya tengah santai di dalam rumah sembari menonton televisi saat hujan terus mengguyur selama lebih dari satu jam. Namun ternyata air sungai meluap dan mulai masuk ke bagian bagian belakang rumahnya. ”Kami hanya berdua,” katanya.
Saat hujan, ternyata sampah kayu dari hutan sudah memenuhi sungai dan menyangkut di rumahnya bagian belakang. Tak lama berselang, rumahnya jebol di bagian belakang.
Suara deras air dan mulai robohnya bagian belakang rumah membuat dia bersama istri langsung keluar rumah. ”Istri saya gandeng, kami cari tempat yang aman karena air terus masuk kedalam rumah,” terangnya.
Akhirnya dia bersama warga lainnya bertahan di salah satu madrasah tak jauh dari rumahnya hingga air surut. Saat banjir surut, diapun kaget karena rumahnya sudah berantakan, uang hilang dan sepeda motor sampet berpindah cukup jauh karena terseret derasnya air.
”Banjir bandang tahun ini paling parah dibanding sebelumnya, banyak rumah warga yang juga mengaami kerusakan,” ujarnya.
Sementara Kalakhar BPBD Kudus Budi Waluyo menjelaskan, banjir bandang yang menerjang Desa Wonosoco langsung dilakukan penanganan. Hingga Rabu (3/11/2021) siang, relawan BPBD Kudus masih dikerahkan membantu warga untuk membersihkan sisa material lumpur yang berada di dalam rumah hingga jalanan desa.
BPBD Kudus mencatat 19 rumah rusak dan dua rumah warga rusak parah akibat derasnya banjir bandang. ”Dua rumah roboh di bagian belakang, karena dekat dengan sungai,” imbuhnya.
Proses pendataan terus dilakukan BPBD Kudus, bantuan penyemprotan air bersih suplai air bersih, logistik dan material disuplai sebagai upaya meringankan beban masyarakat terdampak banjir bandang tersebut. Data sementara, kerugian menapai Rp 75 juta.(sol)