Kudus, berdikarinews,id – Razia hotel saat Ramadhan tetap dilakukan untuk melakukan razia penyakit masyarakat. Hasilnya lima pasangan bukan suami istri tertangkap ngamar di hotel.
Kepala Satpol PP Kudus Kholid Seif mengatakan, razia penyakit masyarakat terus dilakukan, walaupun pada Ramadhan. Karena dari pengalaman sebelumnya, Ramadhan tetap saja ada yang melakukan tindakan yang masuk dalam penyakit masyarakat. ”Kmai tersu berusaha meminimalisir penyakit masyarakat,” katanya Senin (3/4/2023).
Pihaknya akhirnya melakukan razia penyakit masyarakat dengan sasaran hotel-hotek yang memang terindikasi digunakan untuk hal yang tidak semestinya. Akhirnya setelah dilakukan razia hotel ditemukan lima orang pasangan bukan suami istri yang ngamar [ada Minggu (2/4/2023) malam.
Pihaknya tidak akan berhenti untuk melakukan razia tersebut, apalagi saat Ramadhan. Jangan sampai bulan suci ini justru dikotori oleh adanya penyakit masyarakat tersebut.
Lima orang pasangan yang terjaring razia hotel untuk meminimalisir penyakit masyarakat itu diamankan di wilayah Kecamatan Jati. Setelah diamankan, kelima pasangan itu langsung dibawa ke kantor dan dilakukan pendataan oleh Satpol PP.
Selain itu mereka juga diberikan pembinaan dan diminta menandatangani surat pernyataan yang intinya tidak melakukan hal serupa. Karena Tindakan yang dilakukan telah melanggan peraturan daerah (Perda). ”Kami berjalan sesuai aturan, ada Perda yang menadasari kami,” terangnya.
Kholid menambahkan, pihaknya melakukan operasi pekat karena memang salah satu program kerja dari Satpol PP Kudus. Khususnya razia pekat pada Ramadhan dan penegakan Perda Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat.
Saat proses razia penyakit masyarakat ini, pihaknya tidak menemukan kendala yang berarti. Karena memang dari pihak hotel tidak mempersulit atau bisa dikatakan kooperatif. ”Operasi yang dilaksanakan berjalan baik, pihak hotel juga kooperatif,” imbuhnya.
Dengan adanya temuan itu, pihaknya berharap pihak pengelola hotel selektif ketika menerima tamu. Jangan sampai hotel menjadi tempat untuk berbuat hal yang tidak semestinya. Sehingga diharapkan pihak hotel selektif lagi. ”Mari ikut menjaga Kudus sebagai Kota Religi,” terangnya.(sol)