Kudus, berdikarinews.id – Bupati Kudus Hartopo bersama Ketua DPRD Kudus Masan dan Pihak BBWS Pemali-Juana mengecek tanggul penahan debit air di Sungai Wulan yang retak di Dukuh Tanggulangin Jati Wetan, Rabu (2/11/2022).
Informasi itu menjadi perhatian Hartopo dan akhirnya dilakukan pengecekan langsung oleh bupati. Karena tanggul penahan debit air tersebut tepat berada dibawah pemukiman warga. Selain itu, dikabarkan tanggul tersebut baru usai dilakukan perbaikan beberapa bulan lalu.
“Pembangunan tanggul ini baru tahun 2021 kemarin usai terjadi banjir di pemukiman warga, perbaikannya pun baru beberapa bulan lalu. Dengan kejadian ini, tentunya kami berharap BBWS dapat segera melakukan perbaikan konstruksi bangunannya,” kata Hartopo di sela tinjauannya.
Setelah meninjau keretakan hampir di seluruh tanggul yang diperkirakan akibat pergeseran tanah, Pemkab Kudus melalui Dinas PUPR secara masif berkoordinasi dalam perbaikan tanggul ke pihak BBWS, tentunya dengan konstruksi yang lebih kuat lagi.
“Sudah kami usulkan kembali, akan ditangani dengan anggaran rutinnya BBWS. Tapi kami berharap nanti dalam pembangunannya dikasih slup, semacam besi kerangka penopang pondasi. Sementara ini tanpa slup, hanya bata ditumpuk lalu disemen saja,” jelasnya.
Upaya darurat Pemkab Kudus pun telah disiapkan guna menangani permasalahan tersebut, tentunya dengan seizin pihak BBWS yang mempunyai kewenangan dalam perbaikan tanggul ini. Diketahui, Pemkab Kudus telah mempersiapkan anggaran rutin dari PUPR dengan kolaborasi melalui CSR dari PT. Pura untuk perbaikan tanggul itu.
“Tapi ketika BBWS mau menangani sendiri, maka akan kita cancel sementara anggaran yang telah kita siapkan. Namun kami tetap jalin koordinasi dengan BBWS, siapa tahu dibutuhkan langkah darurat dari kita dalam pembangunan tanggul ini,” terangnya.
Hartopo mengatakan bahwa pengerjaan perbaikan tanggul yang retak ini akan secepatnya dikerjakan sehingga ketika datang debit air tinggi tidak terjadi kekhawatiran di masyarakat.
“Besok segera dikerjakan, semoga berjalan lancar dengan hasil yang baik dan kokoh sehingga tidak terjadi kekhawatiran masyarakat sekitar,” harapnya.
Kepala Dinas PUPR Kudus, Arief Budi Siswanto mengatakan perbaikan tanggul ini memakan estimasi biaya sebesar 26 juta rupiah. “Kalau kita gunakan hitung-hitungan sederhana mungkin kisaran 26 juta rupiah,” katanya.
Selain itu, pihaknya telah menyiapkan 3 mesin pompa air disekitar lokasi tersebut sebagai upaya pompanisasi ketika datang debit air yang meluap.
“Kita juga telah siapkan 3 mesin pompa air yang siap digunakan untuk pompanisasi genangan air yang ada di sini ketika terjadi kenaikan debit air,” ungkapnya.
Agus Susanto, Kepala Desa Jati wetan mengatakan bahwa tanggul tersebut baru diperbaiki sekitar 3 bulan yang lalu, namun baru tadi pagi terjadi keretakan yang signifikan dengan panjang keretakan diperkirakan mencapai 10 meter.
“Tingkat bahayanya sangat tinggi karena posisi pemukiman warga di bawah debit air, khawatirnya jika terjadi luapan sungai. Hal tersebut membuat was-was masyarakat yang tinggal di sepanjang tanggul aliran sungai,” pungkasnya. (sol)