Kudus, berdikarinews.id – Eceng gondok banyak dianggap sebagai tanaman penggnggu, di musim hujan mereka tumbuh dengan pesat. Namun ditangan Ali Wahyudi, warga Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, tanaman liar itu bisa disulap menjadi uang.
Ali Wahyudi mengatakan, di daerah Kecamatan Mejobo, eceng gondok sangat banyak, dari situ dirinya berpikir untuk memanfaatkannya. Karena banyak orang yang menganggapnya hanya sebatas tanaman liar. ”Padahal jika di olah bisa bernilai ekonomi,” katanya Senin (13/12/2021).
Dalam prosesnya, eceng gondok dijemur terlebih dahulu untuk proses pengeringan, selanjutnya dipilah untuk dijadikan kerajinan. Dari eceng gondok itu, bisa menjadi kerajinan berupa tempat tisu, tempat sendok, nampan, topi, tas, pot, karpet dan lainnya.
Bahkan dirinya bisa membuatkan kerajinan sesuai dengan permintaan pelanggan. ”Eceng gondok karena banyak, biasanya menyumbat pintu air, jadi perlu dikurangi, salahs atunya dengan memanfaatkannya menjadi kerajinan.
Sebenarnya, dirinya memulai usaha kerajinan dari eceng gondok karena kecelakaan kerja yang dialaminya, akibatnya dia sulit berjalan. Karena tangan yang masih berfungsi normal, akhirnya kerajinan eceng gondok menjadi pilihannya.
Dia menambahkan, untuk pelanggannya saat ini, tidak hanya dari Kudus saja, melainkan juga dari kota lain. Seperti Kabupaten Pati, Jepara, Yogyakarta bahkan hingga Jakarta. Untuk harga bisa dikatakan terbilang terjangkau, untuk tatakan gelas hanya dijual Rp 5 ribu. Kemudian untuk harga kotak tisu dijual Rp 50 ribu. Sedangkan harga karpet hanya Rp 120 ribu untuk ukuran satu meter.
”Sebulan bisa buat 20 produk saja, akhir-akhir ini paling banyak pesanan pot dan tas, bahan eceng gondok juga awet,” jelasnya.
Sementara, Ketua Program Kampung Iklim (Proklim) Desa Gondangmanis, Ahmad Munaji mengatakan melalui inovasi tanaman penganggu tersebut dapat bermanfaat. Pihaknya berharap masyarakat Desa Gondangmanis dapat menunjang ekonomi kreatif sesuai tujuan dan manfaat Proklim.
“Keinginan saya masyarakat bisa memanfaatkan eceng gondok, sebelumnya dianggap tidak berguna, namun ketika diolah ternyata menghasilkan,” imbuhnya.(sol)