Pati, berdikarinews.id – Sebanyak ratusan aparat gabungan dan belasan alat berat dikerahkan untuk menggusur puluhan bangunan di kawasan lokalisasi Lorok Indah (LI) Pati. Hanya kurun setengah hari saja, 80 persen bangunan permanen telah rata dengan tanah, Kamis (3/2/2022).
Bupati Pati, Haryanto mengatakan, LI yang berdiri di lahan 2 hektarehektare itu memiliki sebanyak 70 bangunan lebih. Sedikitnya 800 aparat gabungan dari TNI, Polri, Satpol-pp, dan PMI diterjunkan.
“Penertipan ini sudah melalui tahapan yang cukup panjang. Ada 70 an bangunan, sudah kita lakukan mediasi dan lain-lain. Semuanya kita bongkar tanpa terkecuali. Ada 11 alat berat yang kita turunkan ini sesuai prosedur dan SOP,” ujarnya saat mengawasi proses pembongkaran.
Penggusuran ini, disebutkannya sudah melalui proses yang sangat panjang. Bahkan pemilik lahan sudah diinformasikan jauh-jauh hari. Nantinya selepas dibongkar, kawasan tersebut akan dikembalikan ke fungsi utama yakni lahan pertanian.
“Pembongkaran ini adalah bangunan liar yang tidak berizin dipakai untuk prostitusi. Oleh karena itu, sesuai dengan tahapan empat bukan lamanya, kita juga sudah proses negosiasi sekalipun tidak lewat saya langsung,” jelasnya.
“Tetapi karena sudah dikasih peringatan tidak diindahkan juga. Sesuai peraturan dan mekanisme perda bangunan gedung, maka kita bongkar. Tentunya saya melakukan tugas karena tidak ada izin tidak ada apapun malah dipakai untuk prostitusi,” lanjut Haryanto.
Ia menggaris bawahi, penggusuran kawasan prostitusi yang berdiri pada tahun 1998 itu dilakukan untuk menghilangkan bisnis haram di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.
“Saya tidak mengambil lahan karena lahan milik pribadi. Yang kita persoalkan bangunan liar dipakai untuk prostitusi,” jelasnya.
Setelah pembongkaran lokalisasi LI, tempat prostitusi lainnya bakal menunggu giliran. Bupati mengaku sudah memetakan tempat lainnya.
“Tempat lain, nanti ikuti saja. Sudah kita petakan. Untuk perobohan di LI mudah-mudahan hari ini bisa rampung,” sebutnya.
Misbad warga Desa Margorejo menyebutkan, pembongkaran bangunan permanen mulai berlangsung sejak subuh. Sontak hal tersebut mengejutkan warga. Mengingat, pemerintah hanya menjelaskan jika pembongkaran dilakukan pada bulan ini, tetapi untuk tanggal tidak diinformasikan sebelumnya.
Meski begitu, sebelumnya pemerintah telah memberikan kelonggaran selama sebulan, agar warga membongkar bangunan secara mandiri. Dari total empat bulan waktu peringatan secara keseluruhan.
Hanya saja tidak diindahkan, hingga akhirnya bongkar paksa digelar, selepas surat peringatan (SP) ketiga tak digubris.
“Masih dirahasiakan pembongkaran. Subuh-subuh datang langsung bongkar. Kemarin Satpolpp datang, tetapi pembongkaran belum tahu,” jelasnya.
Misbad mengaku, bangunan miliknya baru 2 bulan ditinggali. Selain sebagai rumah tinggal, bangunan itu juga dibuka sebagai tempat karaoke.
“Sebagian barang bisa diselamatkan, sebagian lainnya tidak. Paling perabot dan pakaian itu saja. Bangun ini habis 700 juta. Legowo kalau prostitusi dilarang, tetapi bangunan jangan dong, kan bisa tempat tinggal,” terang pria 49 tahun itu sambil menatap bangunan miliknya dirobohkan.(sol)