Pati, berdikarinews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, Jawa Tengah tidak rela jalur alternatif Pati – Rembang dilintasi kendaraan tonase. Menyusul adanya kemacetan di Jalur Pantura Pati – Rembang karena proses perbaikan.
Bupati Pati Haryanto mengatakan, larangan ini ditempuh lantaran jalan alternatif Pati – Rembang sudah banyak yang mengalami kerusakan di sejumlah titik. Sehingga hanya kendaraan pribadi dan roda dua yang diperkenankan melintas
“Karena jalan alternatif banyak yang rusak, sehingga hanya diperbolehkan kendaraan pribadi maupun sepeda motor. Bus dan truk muatan berat tidak boleh melintasi Jalan Jaken – Jekenan sampai ke Sampang, Kuniran sampai ke Karangrejo. Itu cukup untuk mobil pribadi dan sepeda motor,” ujarnya usai rakor penanganan kemacetan yang digelar di Ruang Joyokusumo Setda Pati, Rabu (23/3).
Ia pun berseru agar Dinas Perhubungan (Dishub) Pati lekas memasang papan larangan melintas bagi kendaraan tonase di jalan kabupaten tersebut pada hari ini juga. Pihak berwenang juga diminta untuk membantu berjaga dan mensosialisasikan pengendara kendaraan berat yang menghindari kemacetan melalui jalur alternatif.
“Kalau dilewati muatan berat akan cepat rusak. Oleh karena itu akan kami pasang tanda larangan. Dijaga dishub sama Polsek, Satpol PP dan Satlantas. Silakan lewat jalur tengah. Kalau dari Semarang ke Surabaya lewat jalan tengah saja. Begitu juga sebaliknya lewat jalur Tengah. Jalur tengah itu lewat Solo. Daripada kejebak macet di sini. Kalau yang dari Rembang silakan lewat Blora langsung ke Purwodadi bisa,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, perbaikan Jalan Pantura Juwana – Batangan, Jawa Tengah, picu kemacetan. Meski Selasa (22/3) tidak semacet hari sebelumnya, tetapi kendaraan masih panjang mengekor di jalan yang menghubungkan Kabupaten Pati dan Rembang tersebut. Secara total Senin (21/3) kemarin, perbaikan jalan tersebut menyebabkan kemacetan sejauh 30 kilometer.(sol)