BERDIKARINEWS.ID – Pemerintah Pusat tengah membangun kolam retensi pengendali banjir seluas 5 hektare di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Ketua DPRD Kudus H Masan SE MM mengatakan, proyek ini bisa menyelamatkan Kudus dari banjir yang setiap tahun menggenangi wilayah Jati.
Masan bersama anggota DPRD Kudus H Rochim Sutopo ST MT dan Zaenal Arifin ST mengecek proyek yang didanai APBN senilai Rp 350 miliar itu.
“Proyek ini bisa menyelamatkan wilayah Kudus akibat banjir tahunan yang menggenangi wilayah Jati. Banjir tak hanya merendampermukiman warga, tetapi akses jalan dan perusahaan yang ada di wilayah itu,” kata Masan, Kamis (30/5).
Masan meminta adanya komunikasi antara pelaksana proyek dengan warga, menyusul adanya laporan keluhan warga akibat getaran mesin tiang pancang. Bagaiamana pun, proyek ini harus rampung agar banjir tahunan tak terulang lagi.
“Proyek ini besar manfaatnya untuk mengurangi dampak banjir di wilayah Jati. Sebab selama ini banjir tahunan kerap menggenangi perumahan warga, akses jalan hingga perusahaan yang ada di wilayah selatan Kabupaten Kudus,” katanya.
Karena pentingnya proyek ini untuk mengatasi banjir sekaligus menyelamatkan wilayah yang kerap terendam banjir, Masan meminta semua elemen masyarakat mendukungnya agar cepat rampung. “Jika ada persoalan bisa didiskusikan dengan baik. Semua masalah tentu ada solusinya,” katanya.
Direksi Teknis Lapangan BBWS Pemali Juwana Nisar Suci Raharjo mengatakan, proyek pembangunan kolam retensi seluas 5 hektare di wilayah Kabupaten Kudus itu ditargetkan rampung Desember 2024 mendatang.
Proyek senilai Rp 350 miliar yang didanai dari APBN itu diperkirakan mampu menurunkan resiko banjir tahunan di wilayah Kecamatan Kota dan Jati hingga 80 persen.
Nisar mengatakan, Setelah jadi, kolam retensi itu mampu menampung air hingga 200 ribu meter kubik. Nantinya akan ada lima pompa dengan kapasitas masing-masing 5 ribu liter per detik.
“Jadi fungsi kolam retensi ini untuk mengurangi genangan banjir tahunan di wilayah ini. Jika debit banjir terus naik, air akan dipompa untuk dibuang ke Sungai Wulan yang ada di sebelah selatan,” katanya.
Hingga Kamis (30/5), para pekerja masih mengebut proyek kolam retensi tersebut. Para pekerja memasang tiang pancang menggunakan beton precats untuk penguat saluran di sisi utara kolam retensi.
Pemasangan itu sempat dikeluhkan warga karena getaran alat tiang pancang membuat tembok rumah warga bergetar. Salah seorang warga bahkan memasang kayu untuk menahan tembok rumahnya karena khawatir roboh.
“Kami sebelumnya berencana menggunakan mesin pemancangan yang tidak terlalu menimbulkan getaran, namun terkendala lahan yang sempit,” katanya.(lis)