Kudus, berdikarinews.id – Palang Merah Indonesia (PMI) Kudus harus menyasar desa untuk mendapatkan pendonor darah. Hal itu dilakukan mengingat mulai Maret hingga Mei, darah yang dapatkan turun drastis.
Saat Januari dan Februari masih normal, per bulan mendapatkan 1.500 kantong darah, namun Maret hingga Mei turun drastis. ”Hingga saat ini belum sampai mendapatkan seribu kantong darah,” kata Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kudus dokter Arief Adi Saputro Rabu (5/5/2021).
Pihaknya memang terus melakukan terobosan agar target bisa tercapai, salah satunya dengan melakukan jemput bola hingga tingkat desa. Pihaknya melakukan kerjasama dengan kepala dan peragkat desa.
Ternyata hasilnya cukup memuaskan, masyarakat juga sangat antusies saat mengikuti donor darah. ”Kami ke pelosok-pelosok desa, seperti Desa Japan dan Dukuh Waringin yang berada di utara Kudus juga kami sambangi,” terangnya.
Dalam sambang desa tersebut, rata-rata bisa mendapatkan sekitar 30 kantong darah. Bahkan di Desa Pladen, Jekulo bisa mendapatkan 75 kantng darah, bahkan di desa tersebut sudah rutin diadakan kegiatan donor darah, tiga bulan sekali.
Selama ini, pihaknya mengandalkan perusahaan di Kudus, karena banyak pekerja yang rutin melakukan donor darah. Sehingga sangat membantu stok darah PMI, namun ketika stok darah turun karena sepi pendonor, tentu harus melakukan terobosan. Jangan sampai terjadi kekosonga stok darah, karena cukup banyak yang membutuhkan.
Untuk lebaran nanti, donor darah akan tetap jalan. Pihaknya akan berada di titik-titik keramaian untuk mendapatkan pendonor. Seperti Aun-alun Simpang Tujuh, Balai Jagong, ruko depan BRI di Jalan Jenderal Sudirman. ”Kami juga mengupayakan donor plasma dari penyintas Covid-19,” jelasnya.(sol)