Kudus (berdikarinews..id) – Bagi warga Kudus, sudah tak asing lagi dengan kuliner khas Desa Kajar, Kecamatan Dawe, getuk ‘nyimut’. Puluhan warung yang menjual getuk nyimut berjajar di pinggir jalan Sunan Muria di desa tersebut, bahkan ada yang didalam gang.
Kini menu getukpun cukup beragam mulai getuk urap, juroh dan getuk dengan varian rasanya, ada original, keju, coklat, strowbery dan lainnya. Munculnya kuliner tersebut tak lain karena ketela yang cukup melimpah di desa yang berada di Pegunungan Muria tersebut.
Kali ini ada getuk dengan inovasi baru, memanfaatkan buah lokal Gunung Muria, yakni alpukat. Di kedai getuk ‘Pak San’, kini menyajikan menu getuk baru, getuk saus alpukat.
Seperti dengan namanya, makanan olahan ketela yang ditumbuk halus tersebut dibaluri toping saus alpulat diatasnya yang menjadikan kuliner tradisional tersebut semakin meningkatkan cita rasa bagi penikmatnya.
Menurut pemilik kedai getuk Pak San, Kamisan, olahan getuk dengan saus alpukat merupakan menu baru sebagai inovasi dalam mengenalkan kuliner khas di Desa Kajar. Saus alpukat sendiri diambil dari buah alpukat yang dihaluskan menyerupai saus kental.
“Disini unggulan dari dulu ya memang getuk, dari dulunya getuk original isi gula. Nah ini kami buat toping biar peminatnya banyak. Selain itu pelanggan juga banyak yang minta,” katanya.
Pihaknya menyebut kolaborasi ketela dengan alpukat yang merupakan bahakan makanan yang tersedia melimpah di desanya. Selain itu sebagai upaya meningkatkan potensi alam Desa Kajar yang melimpah.
“Disini kan banyak petani ketela petani yang nanam alpukat juga ada, untuk itu kami manfaatkan potensi alam semaksimal mungkin untuk kuliner kami, juga kesejahteraan petani lokal,” jelas dia.
Pak San sapaan pemilik kedai tersebut menyampaikan, untuk proses pembuatan getuk dari awal hingga di sajikan masih tradisional. Hal tersebut sebagai menjaga cita rasa kuliner tradisional tersebut getuk.
“Prosesnya masih tradisional sebelum di tumbuk halus dengan alu, ketela yang bersih di masak di atas tungku kayu dalam mengkukusnya,” ujar Pak San.
Dengan beragan menu aneka macam getuk, dalam sehari kedai getuk Pak San mampu menghabiskan hingga satu kwintal ketela. Selain itu dikedai tersebut juga dapat menikmati pecel daun pakis, dan secangkir kopi khas pegunungan muria.
Getuk saus alpukat dengan rasa yang khas, gurih dari getuk, dengan perpaduan rasa khas dari alpukat menjadi kuliner yang baru di ciptakan dua minggu terakhir banyak diminati pelanggannya.
Kartika, salah satu pelanggan mengaku baru pertama kalinya menikmati getuk saus alpukat. Sebelumnya ia datang mengetahui dari informasi temannya.
“Rasanya enak, berbeda banget dibanding getuk biasanya. Perpaduan rasane itu pas, sangat cocok bagi saya mas. Apalagi saya salah satu penggemar buah alpukat,” tutur Tika sapaan gadis yang masih menempuh pendidik di salah satu universitas di Kudus.
Hal yang sama juga disampaikan Arif, salah satu pelanggan yang sengaja memilih waktu berkumpul ditengah kesibukan kerja sembari menikmati getuk. Meski baru pertama, menurutnya getuk menu baru tersebut enak sangat mendukung di nikmati sembari kumpul bersama rekan.
“Rasanya enak ya mas, gak begitu eneg. Perpaduan rasane itu menurutku pas, enaklah. Sangat pas ditemani segelas kopi sembari menikmati suasana alam pegunungan muria mas,” jelasnya.
Tertarik dengan beragam olahan ketela menjadi beragam menu getuk? harganya pun cukup terjangkau, untuk getuk Pak San dijual mulai seribu rupiah hingga 2.500 rupiah satu bijinya.