Kudus, berdikarinews.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, Latihan Gabungan (Latgab) Relawan Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Jawa Tengah di Balai Diklat Pelatihan Sonyawarih, Kamis (9/6/2022). Setidaknya ada xsekitar 160 relawan yang mengikuti dalam kegiatan itu.
Bupati Kudus Hartopo mengatakan, totalitas relawan dalam setiap penanganan kebencanaan memang sangat maksimal. Apalagi selama penangan covid-19 beberapa waktu lalu di Kudus.
Saking totalnya, relawan sampai tidak pulang berhari-hari. Namun, pengorbanan itu terbayar setelah akhirnya kasus Covid-19 di Kudus melandai. Pengalaman itu, bisa dibagikan dan dipelajari bersama relawan dari seluruh penjuru Jawa Tengah.
“Saya melihat totalitas relawan waktu Covid-19 melonjak itu luar biasa. Mereka tetap total sampai kasus di Kudus turun,” ungkapnya saat menghadiri Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, Latihan Gabungan (Latgab) Relawan Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Jawa Tengah di Balai Diklat Pelatihan Sonyawarih, Kamis (9/6).
Selain pandemi, Kabupaten Kudus menghadapi potensi bencana alam tahunan yakni banjir. Namun, Hartopo mengungkapkan telah berkoordinasi dengan BBWS supaya normalisasi sungai dilakukan dari hulu sehingga menyeluruh. Tak hanya normalisasi lokal saja.
“Kalau banjir memang karena banyak sungai yang dangkal, perlu dinormalisasi,” ucapnya.
Terkait penanganan bencana, Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana akan mengimbau kepala daerah di Jateng yang memiliki wilayah dataran tinggi membuat sumur resapan. Gerakan sumur resapan ini, lanjutnya, diharapkan bisa menampung air hujan. Sehingga bisa mencegah potensi banjir dan tanah longsor.
“Saya bocori ya Pak, saya berencana mengirim surat kepada kepala daerah yang punya dataran tinggi untuk membuat sungai resapan. Kalau ditampung dari atas harapannya tidak terjadi banjir,” ungkap Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga menyemangati relawan untuk tetap siap siaga menghadapi berbagai potensi bencana. Mulai dari pandemi, PMK, dan cuaca ekstrem yang diinformasikan terjadi pertengahan Juni-Juli. Dirinya meminta relawan diberi penjurusan agar penanganan bisa dilakukan lebih profesional.
“Kalau bisa ada penjurusan relawan. Kolaborasi dengan PMI, BMKG, maupun pemadam kebakaran biar lebih profesional,” imbuhnya setelah membuka latihan gabungan.
Tak kurang 160 relawan perwakilan BPBD se-Jawa Tengah mengikuti latihan gabungan. Kalakhar Provinsi Jateng Bergas C Penanggungan mengungkapkan relawan harus terus meningkatkan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana. Bergas menyampaikan, momen dalam penyelamatan saat bencana penting agar penanganan tak terlambat.
“Relawan harus paham bahwa momen dalam penanganan bencana penting. Selama diklat di sini, silakan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan,” tegasnya. (sol)