Kudus, berdikarinews.id – Harga kedelai impor masih mengalami kenaikan, belum ada tanda-tanda penurunan harga, saat ini harga Rp 9.850 per kilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan Rp 50, namun kenaikan tersebut tidak terlalu berdampak karena permintaan pasar masih stabil, tidak ada penurunan.
Manajer Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kudus Amar Ma’ruf mengatakan, untuk permintaan kedelai mencapai 15 – 20 ton per hari. Kondisi saat ini jauh lebih baik dibanding Februari lalu, dimana harga tinggi dan permintaan menurun. ”Jadi saat ini terbilang kondusif,” katanya kemarin.
Jika meihat kondisi pasar, permintaan tempe dan tahu juga masih stabil, waaupun ada kenaikan harga mengingat bahan bakunya juga naik. Namun sepertinya konsumen sudah terbiasa dengan harga saat ini. ”Kenaikan harga mungkin karena tingginya ndeks perdagangan,” terangnya.
Dia menambahkan, kenaikan harga saat ini memang paling tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Harga kedelai ipor sebenarnya sekitar Rp. 6.500 per kilo. Namun, semenjak ada pandemi corona, pendistribusian sedikit terganggu dan mengakibatkan harga jual kedelai melambung.
Untuk permintaan selama masa pandemi cenderung berubah-ubah, karena menyesuaikan permintaan pasar, tapi biasanya 10 sampai 15 ton per harinya. Jumlah perajin tahu dan tempe di Kudus diperkirakan mencapai 300 lebih. yang tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Mejobo, Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, dan Jati.(sol)